Banjir yang Berulang, Nurani yang Diuji Catatan dari Patia untuk Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto

- Penulis

Jumat, 19 Desember 2025 - 03:12

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pandeglang//trans24.id – Hujan turun sebagaimana mestinya. Ia tidak pernah berjanji untuk berhenti tepat waktu, sebagaimana alam tidak pernah berkompromi dengan kelalaian manusia.

Namun ketika hujan menjadi vonis—menggenangi rumah, melumpuhkan jalan, dan menahan nafkah—di situlah negara diuji. Jumat, 19 Desember 2025, Patia kembali tenggelam dalam kisah yang sama: banjir musiman yang berubah menjadi rutinitas tahunan. Desa Pasirgadung, Idaman, Cimoyan, Surianeun, Rahayu, dan wilayah sekitarnya kembali menanggung beban. Bukan sekadar air yang naik, melainkan harapan yang kerap surut.

Di media sosial, unggahan warga dan pemerintah desa bersahut-sahutan—bukan untuk mengabarkan sensasi, melainkan untuk menyelamatkan akal sehat: sampai kapan banjir ini menjadi langganan? di titik ini, filsafat publik mengajarkan satu hal sederhana: kekuasaan bukan semata mandat administratif, melainkan tanggung jawab moral. Bupati Pandeglang, R. Dewi Setiani, menjadi harapan baru. Ketika negara hadir hanya setelah bencana menjadi viral, maka yang bekerja bukan sistem, melainkan kebetulan. Padahal keadilan menuntut kebijakan yang mendahului, bukan sekadar menanggapi.

Banjir Patia bukan peristiwa tunggal. Ia adalah gejala. Drainase yang tak lagi memadai, tata kelola sungai yang terabaikan, alih fungsi lahan tanpa kendali, serta koordinasi lintas kewenangan yang sering terhenti di meja rapat—semuanya berkontribusi.

Maka solusi tidak cukup dengan pompa sesaat dan bantuan darurat yang datang terlambat. Diperlukan peta jalan: normalisasi dan pengelolaan sungai, perbaikan drainase berbasis DAS, penataan ruang yang berkeadilan, serta sistem peringatan dan respons cepat yang berfungsi.

Baca Juga  Menjelang puncak perayaan Natal, Polsek Kramat Jati memastikan setiap rangkaian ibadah berjalan dengan khidmat dan kondusif.

Warga Patia, ketika banjir datang, kehilangan lebih dari sekadar akses. Aktivitas terhenti, anak-anak kesulitan belajar, lansia dan ibu hamil membutuhkan layanan kesehatan, dan dapur-dapur membutuhkan sembako. Bantuan pangan dan kesehatan bukan kemurahan hati—ia adalah kewajiban negara dalam situasi darurat. Di sini, negara diuji bukan oleh besarnya anggaran, melainkan oleh kecepatan nurani.

Harapan pun dititipkan ke tingkat yang lebih luas. kepada Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat—Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8 Prabowo Subianto —warga berharap Patia tidak lagi berada di barisan belakang prioritas.

Banjir yang berulang adalah argumen paling kuat bahwa intervensi struktural harus segera dilakukan. Bukan sekadar proyek, melainkan kebijakan lintas tahun yang diawasi dan diukur dampaknya.

Dalam etika kepemimpinan, ada prinsip responsibility to care: kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang melindungi. Ketika banjir menjadi langganan, yang diperlukan bukan pidato penenang, melainkan keputusan yang menyelematkan.

Patia tidak meminta hujan berhenti; Patia meminta negara bekerja. Semoga catatan ini dibaca bukan sebagai kritik semata, melainkan sebagai undangan untuk bertindak. Sebab di balik genangan air, ada manusia yang menunggu—bukan janji, melainkan kehadiran.

Berita Terkait

Jamin Keamanan Jemaat, Polres Demak Turunkan Unit K-9 Sterilisasi 2 Gereja
Usulan Diaminkan HMI Apresiasi Keputusan Bupati Pandeglang Alihkan RKUD ke Bank Banten
“BUMD Gagal Kelola Uang Rakyat: PNKR Dilaporkan ke Kejati, Direksi Dituding Lalai, Pemkab Tangerang Diduga Tutup Mata”
Kabiro Propam News TV Imbau Warga Jambi Waspada Uang Palsu, Seorang Warga Hampir Jadi Korban
Penguatan Kapasitas Tata Kelola Kelembagaan BUMDes dan Masyarakat Desa Pagelaran Tahun 2025
Polda Metro Jaya Bongkar Penyalahgunaan LPG yang Bahayakan Keselamatan dan Rugikan Masyarakat
Kapolsek Cikarang Timur Apresiasi Driver Ojol Lawan Begal Dan Pertahankan Motor
Kapolres Demak Perkuat Toleransi Internal, Pastikan Pengamanan Nataru 2025 Berjalan Aman
Berita ini 105 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:38

Jamin Keamanan Jemaat, Polres Demak Turunkan Unit K-9 Sterilisasi 2 Gereja

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:35

Usulan Diaminkan HMI Apresiasi Keputusan Bupati Pandeglang Alihkan RKUD ke Bank Banten

Rabu, 24 Desember 2025 - 08:55

“BUMD Gagal Kelola Uang Rakyat: PNKR Dilaporkan ke Kejati, Direksi Dituding Lalai, Pemkab Tangerang Diduga Tutup Mata”

Rabu, 24 Desember 2025 - 08:17

Kabiro Propam News TV Imbau Warga Jambi Waspada Uang Palsu, Seorang Warga Hampir Jadi Korban

Rabu, 24 Desember 2025 - 08:14

Penguatan Kapasitas Tata Kelola Kelembagaan BUMDes dan Masyarakat Desa Pagelaran Tahun 2025

Rabu, 24 Desember 2025 - 07:36

Kapolsek Cikarang Timur Apresiasi Driver Ojol Lawan Begal Dan Pertahankan Motor

Rabu, 24 Desember 2025 - 07:34

Kapolres Demak Perkuat Toleransi Internal, Pastikan Pengamanan Nataru 2025 Berjalan Aman

Rabu, 24 Desember 2025 - 07:00

Kapolda Jabar Hadiri Peresmian Gedung Gereja Bethel Indonesia di Summarecon Bandung: Komitmen Jaga Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama

Berita Terbaru

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x