BITUNG//trans24.id – Belum genap setengah bulan menjabat sebagai Komandan Kodim 1310/Bitung, Letkol. Inf Dewa Made DJ langsung berhadapan dengan persoalan serius. Namanya dicatut oleh pihak tak bertanggung jawab.
Adapun Letkol. Inf Dewa Made DJ resmi menggantikan Letkol Czi Hanif Tupen, S.T., M.I.P., sebagai Komandan Kodim 1310/Bitung dan Prosesi serah terima jabatan digelar di Makodam XIII/Merdeka pada Kamis, ( 04/12/2025 )
Perwira menengah TNI dari Matra Darat ini mengungkap pencatutan nama ini diketahui setelah oknum tersebut menghubungi sejumlah instansi dan individu lalu mengatasnamakan dirinya selaku Dandim 1310/Bitung.
Saat dikonfirmasi terkait pencatutan namanya, Dandim 1310/ Bitung Letkol Inf Dewa Made DJ mengatakan bahwa aksi seperti perlu diwaspadai karena hal ini sangat rawan kalau sudah mencatut nama pejabat agar tidak ada korban akibat pencatutan nama tersebut.
“ Saat ini belum ada korban yang melaporkan terkait pencatutan nama saya, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kalau aksi oknum yang tidak bertanggung jawab itu dilakukan akan memakan korban. Saya menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat jika ada nomor baru yang mengatasnamakan saya selaku Dandim 1310/Bitung itu tidak benar “. Tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pencatutan nama seperti ini bukan fenomena baru melainkan pola yang kerap muncul saat terjadi pergantian pejabat, tidak hanya di lingkungan militer tetapi juga di lembaga pemerintahan lainnya.
“ini bukan fenomena naru, sudah biasa jika ada pergantian pimpinan kerap ada oknum yang memanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi “. Ucapnya.
Untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak, pihak Kodim 1310/ Bitung telah mengedarkan peringatan resmi kepada seluruh jajaran, termasuk mitra pemerintah dan swasta. Ia menegaskan bahwa dirinya hanya menggunakan satu nomor resmi dan tidak pernah meminta bantuan dalam bentuk apapun melalui pesan pribadi.
” Saya ingatkan sekali lagi kalau ada yang mengaku sebagai saya dan meminta uang tolong abaikan saja. Itu penipuan “. Tegas Dewa Made.
Fenomena ini menjadi peringatan bahwa kejahatan digital terus berevolusi dan menyasar siapa saja termasuk pejabat militer aktif. Kasus seperti ini juga menggaris bawahi pentingnya kehati-hatian dan verifikasi ulang dalam menerima komunikasi daring. ( WID )













